Dalam permasalahan kepribadian, fenomena keberadaan anak tunggal memang terbilang cukup unik. Di satu sisi, keberadaan sebagai anak tunggal dapat menimbulkan sifat dan kepribadian yang mandiri dan juga independen, karena memang sejak kecil dalam kesehariannya seorang anak tunggal terbiasa sendiri dirumah, tanpa teman atau saudara.
Namun di sisi lain, anak tunggal tidak memiliki kakak atau adik yang dijadikan role model serta tidak mengalami persaingan dan kompetisi dalam keluarga. Kondisi tersebut dapat memunculkan sifat manja, agak egois, dan kurang suka berkompetisi karena si anak cenderung selalu dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan hampir selalu menjadi "raja" di rumah, karena dialah satu-satunya pusat perhatian orangtua, dan anggota keluarga lainnya.
Social skill yang dimiliki anak tunggal cenderung lebih rendah dibanding dengan bukan anak tunggal.Sehingga bila si orangtua tidak mampu memberikan pendidikan dan pengarahan yang tepat maka anak itu akan menjadi egois. Anak tunggal memang perlu diberi pendidikan dan pengarahan untuk menumbuhkan empatinya, selain pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan lainnya. peran orangtua dalam pembentukan keperibadian si anak tunggal menjadi sangat besar.
Kekurangan besar yang dimiliki seorang anak tunggal adalah kekurangan kesempatan bermain dan kurang kebebasan, karena bisanya orangtua sangat berhati-hati bahkan cenderung over protective, anak tunggal juga tidak memiliki kesempatan untuk berebut, berbagi, memenangkan hati orangtua, mengalami perasaan dikalahkan, merasa kurang penting atau lebih berharga dari orang lain, dan lain-lain.
Ada beberapa cara bagi anak tunggal agar dapat memenuhi kebutuhan bersosialisasi. Di antaranya dengan membantu anak berada dalam suatu kelompok kegiatan seperti tari, drama, olahraga, atau les mata pelajaran. Bisa juga secara berkala mengadakan pertemuan dengan sepupu, atau anak teman ayah dan ibunya. Dengan begitu, si anak memperoleh pelatihan berharga bagi dirinya. Sesekali orangtua juga bisa mengajak si anak menginap dirumah teman, nenek, dan anggota keluarga lainnya yang sudah dikenal dengan baik.
Anak tunggal juga perlu bermain dilingkungan tempat tinggal, meski tetap saja diperlukan peran orangtua dalam mengontrol kegiatan mereka. Anak tunggal harus dibesarkan secara wajar, harus diajarkan kemampuan untuk berpikir, untuk memilih serta kemampuan mengambil keputusan. Jangan hanya karena anak tunggal, kemudian semua keperluannya disediakan dan di atur.
Tang perlu diingat orangtua adalah anak harus mekar menjadi dirinya sendiri, dan bukan miniatur orangtua. Anak tunggal harus mengalami hal-hal seperti dialami anak pada umumnya. Mulai dari pernah jatuh dan terluka, tahu rasanya sakit, pernah nyasar untuk tahu bagaimana mencari jalan pulang, pernah mengalami gagal agar tahu apa itu arti sebuah keberhasilan, mengalami kecewa agar tahu rasanya menikmati bahagia, merasakan sakit agar bisa menghargai arti sehat dan berbagai perasaan negatif dan positif lainnya. Pada perinsipnya masyarakat akan memberi penghargaan kepada anak-nak harus berprestasi atas kemampuan diri sendiri, baik hati yang tidak dibuat-buat serta sifat suka menolong tanpa harus di minta.
Orangtua harus bisa melatih anak tunggal agar bertangung jawab terhadap pilihannya, harus berpikir dan menimbang dahulu sebelum melakukan sesuatu hal, dan pandai mengambil keputusan yang tepat. Perlu ditanamkan juga kepada anak, bahwa belajar bukanlah untuk mengejar ranking tetapi untuk mengerti sesuatu hal. Unsur emosi anak harus dikelola sejak dini. orangtua harus menyeimbangkan emosi anak, perlakuan normal terhadap anak tunggal sebagaimana halnya anak tunggal diperlakukan agar tidak menjadi jago kandang.
berkaitan dengan posisinya sebagai anak tunggal, yang tidak memiliki kakak atau adik sebagai sparing parner, orangtua harus dapat berperan ganda. Selain sebagai ayah dan ibu, juga mesti bisa menjadi kakak atau adik si anak tunggal. Selain sebagai pendidik dan pengarah, orangtua juga harus mampu menciptakan suasana berbagi dengan si anak tunggal.
misalnya saja dalam hal makanan, orangtua mesti berbagi dengan sang anak. Dengan kata lain dalam mengisi kejiwaan si anak, peran orangtua memang dituntut ekstra. Karena anak tunggal tidak memiliki saudara dekat, maka peer group atau kelompok bermainnya memiliki peran cukup besar dalam proses pembentukan kepribadian si anak. Oleh Karena itu, orangtua juga mesti mengetahui dengan cukup baik siapa saja kelompok atau teman bermain si anak.
Namun peran ekstra orangua bukan dalam arti terus menerus mengawal semua kegiatan anak tunggal. Perhatian dapat diberikan tanpa harus terlibat langsung dalam semua aktifitas anak tunggal. Cara untuk mengetahui siapa saja teman bermain serta bagaimana sifat teman-teman si anak dalam kelompok bermainnya, bisa dengan mengundang dan mengajak teman kelompoknya si anak datang berkunjung kerumah. Atau sesekali mengajak si anak dan teman dalam kelompoknya berjalan-jalan ketempat-tempat yang mereka sukai, seperti arena bermain, kebun binatang, atau tempat menarik lainnya.
Namun pengawasan orangtua kepada anak-anak tidak harus dilaksanakan selama non stop 24 jam. Yang lebih penting, orangtua harus memberikan pendidikan dan perhatian atau awareness pada anaknya, mana pergaulan yang baik, serta memberi pengaruh positif bagi kehidupannya serta pergaulan yang mesti dihindari.
Mengangkat Anak?
Tak jarang, karena alasan untuk memberi teman bermain pada anak tunggal, orangtua berkeinginan untuk mengangkat anak. Ketika orangtua memutuskan perlu mengangkat anak atau mengajak saudara tinggal di rumah untuk menemani si anak, maka hal tersebut sangat tergantung dari kesepakatan orangtua. Perlu dipertimbangkan juga konsekuensi mengangkat anak, seperti keadilan dalam pengasuhan anak, sampai dengan pembagian harta warisan kelak.
Harus dipertimbangkan juga pada usia berapa anak akan dicarikan saudara angkat. Semakin besar usia anak maka ia harus dilibatkan dalam proses memilih untuk mengangkat atau tidak mengangkat anak tersebut. Orangtua merupakan kunci utama, karena harus bijak dan jelas dalam menempatkan status anak yang diangkat tersebut. Jelas dalam arti bagi mereka sendiri, bagi anak, bagi orangtua dari anak angkat, serta jelas bagi nenek dan kakek dari kedua belah pihak.
Berdasarkan sebuah riset dan penelitian yang dimuat website Alfred Adler, ada kecenderungan anak tunggal memiliki tingkat kecerdasan yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan bukan anak tunggal. Namun, ia buru-buru menambahkan bahwa kesimpulan tersebut harus diteliti lebih lanjut. penilaian mungkin saja hal itu dapat terjadi karena anak tunggal memang tidak memiliki kompetitor dalam mendapatkan nilai prestasi belajar dengan saudaranya, pada anak tunggal, ketika kakak atau adik memperoleh nilai bagus, pasti ada rasa malu dan semangat tak mau ketinggalan, bahkan bisa saja berniat melampaui nilai yang diraih saudara-saudaranya.
Secara umum, pada anak tunggal pada suatu titik ekstrim. Ada anak tunggal yang bersifat sangat independen, dan sebaliknya ada pula anak tunggal yang bersifat sangat manja. bila dikaitkan dengan kecenderungan berbuat nakal yang dilakukan oleh seorang nak, tidak ada perbedaan antara anak tunggal atau bukan. Kecenderungan untuk melakukan penyimpangan baik pada anak tunggal maupun bukan, sama-sama ada.
Anak tunggal atau bukan, perlakuan yang berlebihan dari orangtua maupun lingkungan bisa berdampak buruk pada tumbuh kembang anak. Tugas orangtua adalah menciptakan keseimbangan agar anak tunggal bisa tumbuh dan berkembang secara optimal
Hotel, Casino, and Spa - Mapyro
ReplyDeleteFind hotels, 속초 출장마사지 motels, and other lodging 수원 출장마사지 near Casino, 충청북도 출장샵 Spa, Casino and Spa in Glendale, AZ. Casino 구리 출장안마 Hotel - Casino 인천광역 출장마사지 Hotels Near Chicago, IL, USA.