Masa remaja itu memang masa mulai senang-senangnya berkumpul bersama teman temannya,hal ini adalah sebuah proses normal yang terjadi pada remaja. Jika pada tahap sebelumnya anak baru belajar mulai masuk dalam kelompok, maka pada tahap remaja, anak justru sudah masuk kedalam kelompok dan mulai membentuk identitasnya.
Pada usia remaja, kelompok teman sebaya memang menjadi lingkungan yang paling penting dan menjadi acuan dalam pencarian identitas diri. Melalui sosialisasi dan kegiatan bersama teman sebaya, remaja mengembangkan kemandiriannya, berusaha mendapatkan pengakuan dan penerimaan dari teman-temannya, sehingga tercipta rasa aman.
Adalah wajar pula jika seorang anak remaja mulai berusaha melepaskan diri dari ketergantungan kepada orangtua. Bahkan menjadi mandiri dan tidak tergantung kepada oranglain merupakan kebutuhan psikologis dan menjadi salah satu bagian perkembangan remaja. Anak harus belajar mengambil keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya.
Selama masa remaja, tuntutan terhadap kemandirian ini sangat besar. Jika tidak respon secara tepat bisa berdampak buruk bagi perkembangan psikologisnya, dan bisa mempengaruhi masa depannya. Karena itu orangtua perlu memberikan kebebasan pada anak. kalau tidak, anak tidak mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan. Mereka juga pasti akan kabur-kaburan dan sembunyi-sembunyi di belakang. Padahal jika anak tidak belajar mengambil keputusan, dikhawatirkan ketika waktunya harus membuat keputusan kritis, dia tidak dapat melakukannya atau justru mengambil keputusan salah.
Dampak negatif lainnya adalah anak menjadi tidak mandiri. Masa remaja adalah masa mempraktekkan atau melatih kemampuan diri sendiri. Mengatur diri sendiri itu mulai dirintis di usia 7-11 tahun. Tetapi latihan, atau prakteknya di usia remaja, sehingga saat dewasa mereka sudah bisa menyusun sendiri rencana kehidupannya.
Peran orangtua sangatlah besar dalam proses pembentukan kemandirianya. Di dalam keluarga, orangtualah yang berperan dalam mengasuh, membimbing dan membantu mengarahkan anak untuk menjadi mandiri. Pada masa remaja pemahaman dan kesempatan yang diberikan orangtua dalam meningkatkan kemandirian ana-anaknya amatlah krusial.
Oleh karena itu, orangtua diharapkan dapat memberikan kesempatan pada anak agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar mempertanggung jawabkan segala perbuatannya. Dengan demikian, anak akan dapat mengalami perubahan dari keadaan yang sebelumnya tergantung penuh pada orangtua.
Tes Kelayakan Anak
Meski anak perlu diberikan kebebasan, namun tidak bisa diberikan begitu saja, dan harus secara bertahap. Misalnya, pertama-tama anak diberi kebebasan untuk pergi bersama teman-temanya selama 2 jam, kemudian meningkat menjadi 3 jam, 4 jam sampai lama-lama boleh pergi di malam hari dengan memberlakukan jam malam. Orangtua perlu melakukan semacam pemeriksaan apakah anak itu sudah layak diberi kebebasan atau belum. Bila hasil tes menunjukkan anak memang belum layak, jangan dipaksakan. Jadi, biarkan anak menunjukkan bahwa dia memang mampu bertanggung jawab pada hal-hal kecil, baru berikan kebesan yang lebih besar. Setelah anak mampu meningkatkan kemampuan, berikan lagi kebebasan yang lebih besar.
Sejauh mana kebebasan dapat diberikan pada remaja, bisa dilihat segi usia dan kemampuannya. Terkait dengan usia anak, misalnya tidak pada tempatnya memberikan kebebasan pada anak usia 13 tahun atau kelas 1 SMP untuk keluyuran hingga jam 2 pagi. Sedangkan dari segi kemampuan, misalnya dengan memberi kesempatan kepada anak untuk menekuni olahraga, kesenian, atau aktivitas lain yang diminati. Selama anak dapat menunjukkan kemampuan untuk bertanggung jawab dan dapat mengatur waktu, boleh-boleh saja.
Orangtua perlu mengimbangi kebebasan yang diberikan dengan pengawasan yang tepat, memberikan batasan, serta mengingatkan anak akan norma yang berlaku.
template blognya bagus sob.. boleh minta link downloadnya?
ReplyDelete